02/A-NUWSP/Mar/2023
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk meningkatkan akses dan kualitas pada pelayanan air minum, melalui program National Urban Water Supply Project (NUWSP). Program NUWSP telah digarap di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya yaitu di Kota Blitar. Kota Blitar telah bergabung menjadi bagian dari program NUWSP sejak tahun 2020. Di area ini, optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) PDAM Tirta Patria dilakukan.
PDAM Tirta Patria merupakan perusahaan daerah yang bertugas untuk menyediakan air bersih di Kota Blitar. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di area setempat, PDAM Tirta Patria mengelola air yang bersumber dari 10 unit sumur dalam. Sumur-sumur ini memiliki kapasitas produksi yang bervariasi antara 15-21 liter/detik. Air yang dikelola oleh PDAM Tirta Patria akan didistribusikan ke 9 zona pelayanan yang tersebar di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Sukorejo, Kepanjenkidul, dan Sananwetan.
Sayangnya, penggunaan air yang bersumber dari sumur di Kota Blitar menjumpai tantangan berupa tingginya kandungan besi dan mangan dalam air. Kandungan besi dan mangan yang melimpah dalam air dapat memicu timbulnya endapan. Endapan ini menyebabkan kualitas air menurun karena warnanya menjadi keruh dan juga berbau. Tak hanya itu, apabila dibiarkan, endapan yang tertinggal pada pipa dapat mengeras dan menyebabkan terjadinya penyempitan pada jaringan pipa. Bukan hanya merusak jaringan pipa, endapan yang mengeras pun menyebabkan kecepatan aliran air menjadi rendah dan tidak maksimal (Widodo, 2017). Beberapa dampak ini turut dijumpai pada proses penyediaan air di Kota Blitar. Permasalahan yang dirasakan meliputi keruhnya warna air yang diperoleh serta adanya penyempitan pipa seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Permasalahan air di Kota Blitar
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kandungan besi dan mangan di dalam air yakni dengan dibangunnya Instalasi Pengolahan Air (IPA). Melalui NUWSP, PDAM Tirta Patria memperoleh bantuan untuk mendirikan IPA yang terdiri dari unit aerasi, unit pengendapan, unit filtrasi, dan ground reservoir seperti terlihat pada Gambar 2. Air yang berasal dari sumur akan masuk ke unit aerasi. Pada unit ini, partikel besi dan mangan yang terlarut di dalam air akan berubah menjadi partikel tidak terlarut setelah bereaksi dengan oksigen. Air kemudian dialirkan ke unit pengendapan. Pada unit pengendapan, partikel besi dan mangan yang tidak terlarut akan diendapkan. Sayangnya, sebagian partikel mangan masih bisa lolos. Oleh sebab itu, air dialirkan lagi menuju unit filtrasi. Pada unit filtrasi terdapat filter zeolit yang dapat mengikat partikel mangan yang lolos dari tahap sebelumnya. Air yang telah terolah kemudian dikumpulkan pada ground reservoir dan siap didistribusikan ke masyarakat.
Gambar 2. Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Kota Blitar
Saat ini, kualitas air yang didistribusikan ke masyarakat telah mengalami peningkatan. Berdasarkan pengujian kualitas air yang dilakukan oleh PDAM Tirta Patria, kadar besi dan mangan yang terkandung dalam air menurun. Perubahan kualitas air ini juga turut dirasakan oleh masyarakat setempat. “Saat ini, kualitas air PDAM sudah sangat bagus, airnya bening tidak berbau”, ujar Ibu Sriyati.
Cerita selengkapnya dapat disaksikan di kanal YouTube kami pada tautan ini.
Sumber:
1. Dokumentasi NUWSP.
2. Pemerintah Kota Blitar (2021): Terus Lakukan Perbaikan, 10 Sumur Bor Milik PDAM Kota Blitar Kembali Normal, diperoleh melalui situs internet: https://blitarkota.go.id/id/berita/terus-lakukan-perbaikan-10-sumur-bor-milik-pdam-kota-blitar-kembali-normal.
3. Widodo, I.R. (2017): Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar, Skripsi Program Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Ditulis oleh:
Deviana Matudilifa Yusuf
Edith Riane
#nuwsp #ditairminun #ciptakarya #watersupply
#nuwspblitar #kotablitar #pdamblitar #pdamtirtapatria
Share On :