Available in English
04/A-NUWSP/Mar/2023
Akses terhadap air minum layak merupakan hal yang penting bagi setiap manusia. Kementerian PUPR (2021) mendefinisikan air minum layak sebagai air minum yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan serta memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum layak dapat bersumber dari Sambungan Rumah (SR), hidran, sumur bor, sumur terlindungi, serta penampungan air hujan (WHO, 2000). Terpenuhinya kebutuhan akan air minum layak dapat menjamin kualitas hidup manusia serta menjamin keberlangsungan aktivitas hariannya. Menurut data BPS dalam Data Indonesia (2022), sebesar 90,87% rumah tangga di Indonesia memiliki akses terhadap air minum layak pada tahun 2021. Persentase tersebut naik dari tahun-tahun sebelumnya seperti terlihat pada Gambar 1. Meski angka tersebut mengalami peningkatan, Pemerintah Indonesia tetap berupaya agar akses air minum layak mencapai 100% pada tahun 2024, salah satunya melalui program National Urban Water Supply Project (NUWSP).
Gambar 1. Persentase rumah tangga dengan air minum layak di Indonesia (BPS dalam Data Indonesia, 2022)
NUWSP merupakan program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan air minum jaringan perpipaan bagi masyarakat di daerah perkotaan. Program ini pun bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja Pemda serta PDAM dalam memberikan pelayanan air minum. NUWSP telah dilaksanakan di berbagai daerah, salah satunya yaitu Kabupaten Ponorogo. Di area ini, PDAM setempat mendapatkan bantuan untuk mengoptimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) BNA.
Pada tahun 2020, SPAM BNA di Kabupaten Ponorogo melayani sebanyak 32.575 penduduk. Daerah yang dilayani tersebar di 32 desa pada 15 kecamatan berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di area setempat, PDAM Kabupaten Ponorogo mengelola air yang bersumber dari 8 unit sumur dalam. Dari keseluruhan sumur yang tersedia, dua di antaranya sudah tidak berfungsi sehingga pelayanan air menjadi tidak optimal. Selain terbatasnya daerah pelayanan serta tidak berfungsinya 2 unit sumur sebagai sumber produksi air minum, tantangan lainnya yang dihadapi oleh Kabupaten Ponorogo dalam penyediaan air yakni rendahnya tekanan air pada jam puncak serta waktu layanan yang belum mencapai 24 jam.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam penyediaan air minum di area setempat, Pemda dan PDAM Kabupaten Ponorogo berinisiatif turut serta dalam program NUWSP sejak tahun 2020. Kerja sama tersebut melahirkan berbagai peningkatan pada sistem penyediaan air minum di Kabupaten Ponorogo seperti terlihat pada Gambar 2. Melalui NUWSP, Kabupaten Ponorogo mendapatkan bantuan untuk memperluas daerah layanannya dengan pemasangan jaringan pipa distribusi serta penambahan SR baru. Tak hanya perluasan daerah layanan saja, penguatan kapasitas produksi pun turut dilakukan. Sebagai pengganti dari 2 unit sumur yang tidak berfungsi, Kabupaten Ponorogo mendapatkan bantuan untuk membuat 2 unit sumur baru di wilayah Sewelut dan Mrican yang masing-masing memiliki kapasitas 15 liter/detik. Untuk menjamin kontinuitas dalam penyediaan air minum, unit ground reservoir dengan kapasitas 300 m3 dibangun. Harapannya, air yang ditampung di dalam ground reservoir dapat menjamin ketersediaan air selama 24 jam di wilayah setempat.
Gambar 2. Peningkatan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Ponorogo
Pelaksanaan program NUWSP di Kabupaten Ponorogo telah dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat sekitar, salah satunya oleh Bapak Winarto, warga Kelurahan Keniten. Semula, Kelurahan Keniten merupakan salah satu wilayah yang belum mendapatkan akses air minum dari PDAM. Bapak Winarto sebelumnya memenuhi kebutuhan air hariannya dengan bergantung kepada air dari sumur pompa. Namun, debit air yang keluar dari sumur tersebut sangat rendah, terutama saat musim kemarau. Setelah program NUWSP, Kelurahan Keniten menjadi salah satu daerah yang mendapatkan akses air minum layak. Berkat SR baru yang terpasang, beliau sangat bersyukur karena sudah tidak bergantung pada air dari sumur pompa. Selain itu, air yang mengalir dari SR pun memiliki debit yang besar.
Sumber:
1. Data Indonesia (2022): 90,78% Rumah Tangga RI Punya Akses Air Minum Layak pada 2021, diperoleh melalui situs internet: https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/9078-rumah-tangga-ri-punya-akses-air-minum-layak-pada-2021.
2. Dokumentasi NUWSP.
3. Kementerian PUPR (2021): Air Minum Layak, diperoleh melalui situs internet: https://data.pu.go.id/dataset/air-minum-layak#:~:text=Dataset%20ini%20berisi%20data%20Jumlah,kesehatan%20dan%20dapat%20langsung%20diminum.
4. WHO (2000): Global Water Supply And Sanitation Assessment 2000 Report, diperoleh melalui situs internet: https://www.who.int/publications/i/item/9241562021.
Ditulis oleh:
Deviana Matudilifa Yusuf
Edith Riane
Access to secure drinking water is important to every human being. The Ministry of Public Works and Housing (2021) defines secure drinking water as water that goes through a treatment process or without a treatment process and fulfills health requirements and can be drunk directly. The secure drinking water sources include household connections, public standpipes, boreholes, protected dug wells, protected springs, and rainwater collection (WHO, 2000). Fulfilling the need for secure drinking water can guarantee the human life quality and guarantee their daily activities continuity. According to Data Indonesia (2022), 90.87% of households in Indonesia have access to secure drinking water in 2021. Although this percentage has increased from the previous years (see Figure 1), the Indonesian Government continues striving for secure drinking water access to reach 100% by 2024, one of which is through the National Urban Water Supply Project (NUWSP) program.
Figure 1. Percentage of households with secure drinking water in Indonesia (BPS in Data Indonesia, 2022)
NUWSP is a national program intended to improve access and quality of piped drinking water services for people in urban areas. This program also aims to increase the local governments and PDAMs capacity and performance in providing drinking water services. NUWSP has been implemented in various regions, one of which is Ponorogo Regency. In this district, the local PDAM received assistance to optimize Basic Net Area (BNA) Drinking Water Supply System (SPAM).
In 2020, BNA SPAM at Ponorogo Regency served a total of 32,575 residents. The served areas are spread across 32 villages in 15 different subdistricts. To meet the need for clean water in the local area, PDAM of Ponorogo Regency manages water from 8 deep wells. Of all the available wells, two of them are no longer functioning so water services are not optimal. Apart from the limited service area and the non-functioning deep wells as a source of drinking water production, other challenges faced by Ponorogo Regency in water supply service are the low water pressure during peak hours and the service times that have not reached 24 hours.
To overcome various drinking water supply problems in the local area, the Regional Government and PDAM of Ponorogo Regency have participated in the NUWSP program since 2020. This collaboration has resulted in various improvements to the drinking water supply system at Ponorogo Regency as shown in Figure 2. Through NUWSP, Ponorogo Regency received assistance to expand its service area by installing the distribution pipeline and adding new house connections (SRs). It is not only expanding service areas but also strengthening production capacity as well. As a replacement for 2 non-functioning deep wells, Ponorogo Regency received assistance to construct 2 new wells in the Sewelut and Mrican areas, each of which has 15 liters/second capacity. To ensure the drinking water supply continuity, a ground reservoir unit with a capacity of 300 m3 was built. Hopefully, the water stored in the ground reservoir can guarantee 24-hours water accessibility in the local area.
Figure 2. SPAM improvement in Ponorogo Regency
The NUWSP program implementation in Ponorogo Regency has been perceived as beneficial by the local community, one of them is Mr. Winarto, a Keniten Village resident. Originally, Keniten Village was one of the areas that had not received access to drinking water from PDAM. Mr. Winarto previously met his daily water needs by relying on water from pumping wells. However, the water that comes out from the well is very low, especially during the dry season. After the NUWSP program, Keniten Village became one of the areas that had access to secure drinking water. Because of the new house connection installed, Mr. Winarto feels very grateful as he is no longer dependent on pumping well’s water and he can get access to water with high pressure.
Sources:
1. Data Indonesia (2022): 90,78% Rumah Tangga RI Punya Akses Air Minum Layak pada 2021, obtained through the internet site: https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/9078-rumah-tangga-ri-punya-akses-air-minum-layak-pada-2021
2. Ministry of Public Works and Housing (2021): Air Minum Layak, obtained through the internet site: https://data.pu.go.id/dataset/air-minum-layak#:~:text=Dataset%20ini%20berisi%20data%20Jumlah,kesehatan%20dan%20dapat%20langsung%20diminum.
3. NUWSP Documentations.
4. WHO (2000): Global Water Supply And Sanitation Assessment 2000 Report, obtained through the internet site: https://www.who.int/publications/i/item/9241562021.
Written by:
Deviana Matudilifa Yusuf
Edith Riane
Translated by:
Suri Saraswati
#nuwsp #ditairminun #ciptakarya #watersupply
#nuwspponorogo #kabupatenponorogo #pdamponorogo #pdamtirtadharma
Share On :