Available in English
29/B-NUWSP/September/2023
Beberapa hari terakhir, hujan tak kunjung datang di sejumlah wilayah Indonesia. Hal ini menandai terjadinya puncak musim kemarau. Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, musim kemarau tahun ini akan lebih kering jika dibandingkan dengan musim kemarau tahun 2020, 2021, dan 2022. BMKG bahkan memprediksi bahwa sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami hari tanpa hujan yang panjang tahun ini. Dwikorita juga mengungkapkan bahwa kondisi ini terjadi karena dipicu oleh fenomena El Nino (CNBC Indonesia, 2023). Apa yang dimaksud dengan El Nino dan bagaimana dampaknya terhadap ketersediaan air di Indonesia? Mari simak penjelasan berikut.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur di atas kondisi normalnya (Ki, 2023). Pada kondisi normal, angin berhembus dari timur (Peru, Ekuador, dan sekitarnya) ke arah barat (Indonesia dan sekitarnya). Angin yang biasa disebut angin pasat ini mendorong air hangat ke arah barat sehingga menyebabkan permukaan air di wilayah barat Samudera Pasifik menjadi lebih hangat daripada di wilayah timur. Lapisan air hangat di wilayah barat tersebut didorong oleh angin pasat ke bawah permukaan laut. Akibatnya, lapisan air lebih hangat ini terperangkap di bawah permukaan laut yang lebih dingin di wilayah timur. Ketika El Nino mulai berkembang, angin pasat melemah atau bahkan berbalik arah, sehingga menyebabkan air hangat yang sebelumnya terperangkap di bawah permukaan laut di wilayah barat naik ke permukaan. Air hangat ini kemudian mengalir ke arah timur dan menyebabkan peningkatan Suhu Muka Laut (SML) di wilayah Timur Pasifik (Ningsih, 2023; Wibawana, 2023). Ilustrasi El Nino dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Ilustrasi El Nino (Ningsih, 2023)
Fenomena El Nino dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur yang berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah ini. Karena El Nino mengubah distribusi panas di atmosfer, dampak El Nino juga dirasakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Perubahan yang ditimbulkan meliputi peningkatan suhu, perubahan pola hujan, dan anomali cuaca lainnya (Ki, 2023; Wibawana, 2023). Oleh sebab itu, El Nino kali ini membuat Indonesia mengalami kekeringan yang lebih ekstrem dan musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya (CNBC Indonesia, 2023).
Gambar 2. Perubahan cuaca global akibat El Nino (IRI Columbia University, 2023)
BMKG memprediksi El Nino akan terjadi hingga akhir tahun 2023 dan puncaknya pada bulan Agustus-September. Indonesia mulai merasakan dampak kekeringan yang ekstrem akibat El Nino, yang ditandai dengan krisis air di berbagai wilayah. Krisis air dapat mengancam pasokan air baku untuk pemenuhan kebutuhan air harian. Sumber air baku seperti sungai, danau, dan air tanah pun mulai mengering. Fenomena ini sudah terlihat, salah satunya di Bendung Katulampa, Bogor. Di Bendung Katulampa, debit air Sungai Ciliwung mengalami penurunan, yang semula 3.500 liter/detik kini menjadi 2.700 liter/detik. Bahkan, tinggi muka air di Bendung Katulampa bernilai 0 cm sejak awal bulan Juni 2023. Penurunan debit air juga terjadi di Sungai Cisadane. Akibat penurunan debit air tersebut, Bendungan Hilir Cisadane di Tangerang mengering. Banyak pula ikan-ikan yang mati akibat fenomena ini (CNBC Indonesia, 2023; CNN Indonesia, 2023; Simorangkir, 2023).
Gambar 3. Perbandingan kondisi (a) Bendung Katulampa yang kering saat ini dengan (b) kondisi normal (Kementerian Pertanian dalam Fitri, 2023; Sholihin, 2022)
Gambar 4. Ikan yang mati di Bendungan Hilir Cisadane, Tangerang akibat kekeringan (CNBC Indonesia, 2023)
Tak hanya itu, krisis air juga dirasakan oleh warga Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Sekretaris Desa Kalong Liud mengatakan bahwa banyak sumur warga yang kering karena nyaris tak ada hujan selama tiga minggu terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan air harian, warga mengandalkan bantuan air bersih dari kolaborasi pemerintah dan swasta (BBC, 2023). Hal serupa juga dialami oleh warga di Kecamatan Mlandingan dan Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo. Sebagai respon fenomena kekeringan yang terjadi, pemerintah melalui BBWS Brantas dan BPBD Kabupaten Situbondo mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga (Kementerian PUPR, 2023).
Gambar 5. Distribusi bantuan air bersih kepada (a) warga Desa Kalong Liud, Kabupaten Bogor serta (b) warga Kecamatan Mlandingan dan Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo (BBC, 2023; Kementerian PUPR, 2023)
Kita telah mengetahui bagaimana dampak El Nino terhadap ketersediaan air. Menurunnya debit air sungai dan mengeringnya air tanah pada sumur warga akibat El Nino, menandakan bahwa krisis air telah menjadi ancaman saat ini. Untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut, beberapa hal yang dapat kita lakukan yaitu:
1. Melakukan efisiensi penggunaan air;
2. Membangun, memperbaiki, dan/atau mengoptimalkan infrastruktur pengelolaan air seperti embung, dam parit, sumur resapan, dan lain-lain; serta
3. Bersikap proaktif dalam membantu pemerintah untuk mendistribusikan bantuan air bersih.
Sumber:
1. BBC (2023): El Nino: Beberapa Daerah di Indonesia Mulai Alami Kelangkaan Air Bersih, diperoleh melalui situs internet: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cydgj76p626o.
2. CNBC Indonesia (2023): BMKG Ingatkan Petaka El Nino: Tak Ada Hujan Sampai Oktober, diperoleh melalui situs internet: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230803115518-4-459803/bmkg-ingatkan-petaka-el-nino-tak-ada-hujan-sampai-oktober.
3. CNBC Indonesia (2023): BMKG Ingatkan 4 Bahaya Petaka El Nino, Ini Dia, diperoleh melalui situs internet: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230804120026-4-460226/bmkg-ingatkan-4-bahaya-petaka-el-nino-ini-dia.
4. CNBC Indonesia (2023): El Nino Datang, Waspada Krisis Air Mengancam!, diperoleh melalui situs internet: https://www.youtube.com/watch?v=Muow32rO2Qw.
5. CNN Indonesia (2023): Sampai Kapan Efek El Nino Bertahan di Indonesia Tahun ini?, diperoleh melalui situs internet: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230803102452-199-981342/sampai-kapan-efek-el-nino-bertahan-di-indonesia-tahun-ini.
6. Kementerian PUPR (2023): Pendistribusian Bantuan Air Bersih di Kecamatan Mlandingan dan Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo, diperoleh melalui situs internet: https://sda.pu.go.id/balai/bbwsbrantas/post/detail/pendistribusian_bantuan_air_bersih_di_kecamatan_mlandingan_dan_kecamatan_sumbermalang_kabupaten_situbondo.
7. Ki, Max (2023): Apa Itu El Nino? Dampak dan Cara Mengantisipasinya, diperoleh melalui situs internet: https://umsu.ac.id/berita/apa-itu-el-nino-dampak-dan-cara-mengantisipasinya/.
8. Ningsih, Suprapti (2023): Dampak El Nino dan La Nina Terhadap Iklim di Indonesia, diperoleh melalui situs internet: https://www.smam3sda.sch.id/berita/detail/980277/dampak-el-nino-dan-la-nina-terhadap-iklim-di-indonesia/.
9. Simorangkir, Hendrik (2023): Bendungan Cisadane Mengering, diperoleh melalui situs internet: https://www.metrotvnews.com/read/KvJCBxGq-bendungan-cisadane-mengering.
10. Wibawana, W.A. (2023): Apa Itu El Nino? Ini Pengertian, Dampak, dan Bedanya dengan La Nina, diperoleh melalui situs internet: https://news.detik.com/berita/d-6758231/apa-itu-el-nino-ini-pengertian-dampak-dan-bedanya-dengan-la-nina.
Kredit Foto:
1. Fitri, Dera (2023): Bendungan Katulampa Kering, Air Diprioritaskan untuk Pertanian, diperoleh melalui situs internet: https://www.viva.co.id/siaran-pers/1623311-bendungan-katulampa-kering-air-diprioritaskan-untuk-pertanian.
2. IRI Columbia University (2023): What Changes in Rainfall are Typical during El Niño?, diperoleh melalui situs internet: http://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/IFRC/FIC/elninorain.html.
3. Sholihin, Muchamad (2022): Status Bendung Katulampa Normal Siang Ini, Tinggi Muka Air 30 cm, diperoleh melalui situs internet: https://news.detik.com/berita/d-6390499/status-bendung-katulampa-normal-siang-ini-tinggi-muka-air-30-cm.
4. Tempo (2012): Krisis Air di Banyumas Meluas, diperoleh melalui situs internet: https://nasional.tempo.co/read/427663/krisis-air-di-banyumas-meluas.
Ditulis oleh:
Deviana Matudilifa Yusuf
Rain has not fallen in several parts of Indonesia in recent days. This marks the peak of the dry season. According to Dwikorita Karnawati, the Head of the Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency (BMKG), this year's dry season will be drier than the dry seasons of 2020, 2021, and 2022. BMKG even expects that a number of Indonesian regions will have days without rain this year. Dwikorita further revealed that this condition arose as a result of the El Nino phenomenon (CNBC Indonesia, 2023). What is El Nino, and how does it affect water supply in Indonesia? Let's look at the following explanation.
El Nino is a warming phenomenon of Sea Surface Temperature (SML) that occurs above normal circumstances in the middle to eastern Pacific Ocean (Ki, 2023). Normally, the wind blows from the east (Peru, Ecuador, and adjacent areas) to the west (Indonesia and surrounding areas). These winds, known as trade winds, push warm water westward, causing the ocean surface in the western Pacific Ocean warmer than in the eastern part. The trade winds push this layer of warm water beneath the sea surface in the western region. As a result, in the eastern region, this layer of warmer water is confined beneath the cooler sea surface. When El Nino develops, the trade winds weaken or even reverse direction, allowing warm water stored beneath the sea surface in western regions to come to the surface. This warm water then moves eastward, raising Sea Surface Temperature (SML) in the Eastern Pacific (Ningsih, 2023; Wibawana, 2023). Figure 1 depicts an illustration of El Nino.
Figure 1. Illustration of El Nino (Ningsih, 2023)
El Nino can increase the probability of cloud development in the central to eastern Pacific Ocean, resulting in more rainfall in this region. Because El Nino alters the distribution of heat in the atmosphere, its effects are felt all across the world, including Indonesia. Rising temperatures, shifting rain patterns, and other meteorological abnormalities are among the consequences (Ki, 2023; Wibawana, 2023). As a result of El Nino this time, Indonesia had a more severe drought and a longer dry season than typical (CNBC Indonesia, 2023).
Figure 2. Global weather changes due to El Nino (IRI Columbia University, 2023)
El Nino is expected to occur through the end of 2023, peaking in August-September, according to BMKG. Indonesia is beginning to suffer from the effects of El Nino's unprecedented drought, which is marked by water shortages in several locations. A water crisis can jeopardize raw water sources, making it difficult to meet daily water needs. Raw water sources such as rivers, lakes, and groundwater are drying up. This phenomenon has been observed, with one example being at Katulampa Weir in Bogor. At Katulampa Weir, Ciliwung River's discharge has decreased from 3.500 liters per second to 2.700 liters per second. Since the beginning of June 2023, the water level at Katulampa Weir has been 0 cm. A drop in water discharge has also been seen in Cisadane River. Tangerang's Cisadane Downstream Dam dried out as a result of the decrease in water discharge. As a result of this phenomenon, many fish died (CNBC Indonesia, 2023; CNN Indonesia, 2023; Simorangkir, 2023).
Figure 3. Comparison of the current dry condition of (a) Katulampa Weir with (b) normal conditions (Ministry of Agriculture in Fitri, 2023; Sholihin, 2022)
Figure 4. Drought-related fish deaths in Tangerang's Cisadane Downstream Dam (CNBC Indonesia, 2023)
The water shortage also affects residents of Kalong Liud Village in Nanggung District, Bogor Regency. Kalong Liud’s village secretary reported that many private wells had run dry due to the lack of rain during the past three weeks. Residents rely on clean water support from the government and private collaboration (BBC, 2023) to meet their daily water needs. Residents from Mlandingan and Sumbermalang districts, Situbondo Regency shared a similar experience. Ministry of PUPR (2023) reports that the government provided clean water assistance to communities through BBWS Brantas and BPBD Situbondo Regency in response to the drought problem.
Figure 5. Distribution of clean water assistance to (a) residents of Kalong Liud Village, Bogor Regency and (b) residents of Mlandingan District and Sumbermalang District, Situbondo Regency (BBC, 2023; Ministry of PUPR, 2023)
We already understand how El Nino affects water availability. Because of El Nino, river water discharge has decreased and groundwater in inhabitants' private wells has dried up, indicating that the water crisis has become a current threat. Several things we can take to adjust to these conditions include:
1. Conduct out water usage efficiency;
2. Construct, maintain, and/or optimize water management infrastructure such as reservoirs, ditch dams, infiltration wells, and so on;
3. Be proactive in helping the government to distribute clean water assistance.
Sources:
1. BBC (2023): El Nino: Beberapa Daerah di Indonesia Mulai Alami Kelangkaan Air Bersih, obtained through the internet site: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cydgj76p626o.
2. CNBC Indonesia (2023): BMKG Ingatkan Petaka El Nino: Tak Ada Hujan Sampai Oktober, obtained through the internet site: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230803115518-4-459803/bmkg-ingatkan-petaka-el-nino-tak-ada-hujan-sampai-oktober.
3. CNBC Indonesia (2023): BMKG Ingatkan 4 Bahaya Petaka El Nino, Ini Dia, obtained through the internet site: https://www.cnbcindonesia.com/news/20230804120026-4-460226/bmkg-ingatkan-4-bahaya-petaka-el-nino-ini-dia.
4. CNBC Indonesia (2023): El Nino Datang, Waspada Krisis Air Mengancam!, obtained through the internet site: https://www.youtube.com/watch?v=Muow32rO2Qw.
5. CNN Indonesia (2023): Sampai Kapan Efek El Nino Bertahan di Indonesia Tahun ini?, obtained through the internet site: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230803102452-199-981342/sampai-kapan-efek-el-nino-bertahan-di-indonesia-tahun-ini.
6. Ministry of PUPR (2023): Pendistribusian Bantuan Air Bersih di Kecamatan Mlandingan dan Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo, obtained through the internet site: https://sda.pu.go.id/balai/bbwsbrantas/post/detail/pendistribusian_bantuan_air_bersih_di_kecamatan_mlandingan_dan_kecamatan_sumbermalang_kabupaten_situbondo.
7. Ki, Max (2023): Apa Itu El Nino? Dampak dan Cara Mengantisipasinya, obtained through the internet site: https://umsu.ac.id/berita/apa-itu-el-nino-dampak-dan-cara-mengantisipasinya/.
8. Ningsih, Suprapti (2023): Dampak El Nino dan La Nina Terhadap Iklim di Indonesia, obtained through the internet site: https://www.smam3sda.sch.id/berita/detail/980277/dampak-el-nino-dan-la-nina-terhadap-iklim-di-indonesia/.
9. Simorangkir, Hendrik (2023): Bendungan Cisadane Mengering, obtained through the internet site: https://www.metrotvnews.com/read/KvJCBxGq-bendungan-cisadane-mengering.
10. Wibawana, W.A. (2023): Apa Itu El Nino? Ini Pengertian, Dampak, dan Bedanya dengan La Nina, obtained through the internet site: https://news.detik.com/berita/d-6758231/apa-itu-el-nino-ini-pengertian-dampak-dan-bedanya-dengan-la-nina.
Photo Credits:
1. Fitri, Dera (2023): Bendungan Katulampa Kering, Air Diprioritaskan untuk Pertanian, obtained through the internet site: https://www.viva.co.id/siaran-pers/1623311-bendungan-katulampa-kering-air-diprioritaskan-untuk-pertanian.
2. IRI Columbia University (2023): What Changes in Rainfall are Typical during El Niño?, obtained through the internet site: http://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/IFRC/FIC/elninorain.html.
3. Sholihin, Muchamad (2022): Status Bendung Katulampa Normal Siang Ini, Tinggi Muka Air 30 cm, obtained through the internet site: https://news.detik.com/berita/d-6390499/status-bendung-katulampa-normal-siang-ini-tinggi-muka-air-30-cm.
4. Tempo (2012): Krisis Air di Banyumas Meluas, obtained through the internet site: https://nasional.tempo.co/read/427663/krisis-air-di-banyumas-meluas.
Written by:
Deviana Matudilifa Yusuf
Translated by:
Lely Lydia Rahmawati
#nuwsp #ditairminun #ciptakarya #watersupply
#elnino #perubahaniklim #climatechange #airbersih #cleanwater #airdanperubahaniklmi #waterandclimatechange #krisisair #watercrisis #cuacaekstrem #extremeweather #kekeringan #drought
Share On :